Media Raya Org

SUMBER UTAMA INFORMASI ANDA

BRIN Kembangkan Desain Reaktor Nuklir PeLUIT-40


MediaRaya.Org – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) saat ini sedang mengembangkan desain Pembangkit Listrik dan Uap-panas Industri berkapasitas 40 megawatt thermal (PeLUIT-40).

Peneliti Ahli Pertama Pusat Riset Teknologi Reaktor Nuklir (PRTRN) BRIN, Muksin Aji Setiawan menyampaikan, PeLUIT-40 merupakan gambaran Indonesia go nuclear dengan desain generasi baru.

Reaktor generasi 4 High Temperature Gas-Cooled Reactor (HTGR) ini memiliki fitur keselamatan yang lebih tinggi dibanding generasi sebelumnya.

“Pada desain ini dibuat tidak mungkin terjadi kejadian seperti di Fukushima atau Chernobyl,” ungkap Muksin dalam Nuclear Talk Series bertema “PeLUIT-40 Desain HTGR Menjawab Tantangan Kebutuhan Energi Hijau Masa Depan Indonesia”.

Nuclear Talk Series merupakan rangkaian kegiatan Indonesia Research and Innovation Expo (InaRI Expo) 2024, di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Soekarno, Cibinong, 8-11 Agustus 2024.

“PeLUIT-40 sebagai salah satu pilihan untuk energi bersih di Indonesia, karena dia tidak menghasilkan emisi karbon. Sehingga, jika menjadi salah satu pembangkit listrik yang dominan di Indonesia, maka tidak akan menambah emisi karbon,” jelasnya.

Muksin berharap, sosialisasi ini akan memberikan pemahaman kepada masyarakat umum bahwa SDM di Indonesia mampu menjalankan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

“Dengan sosialisasi ini, diharapkan agar tidak ada ketakutan di masyarakat terkait PLTN, dan menepis anggapan bahwa SDM di Indonesia belum mampu mengendalikan,” tambahnya.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN Syaiful Bakhri mengungkapkan, PeLUIT-40 adalah salah satu pilihan energi bersih di Indonesia. PeLUIT-40 merupakan kelanjutan dari proyek Reaktor Daya Eksperimental yang sudah dilakukan sejak 2015.

“Desain PeLUIT-40 nantinya tidak hanya menghasilkan listrik, tetapi juga uap yang panasnya dapat digunakan untuk berbagai macam proses panas yang dibutuhkan oleh industri. Misalnya, untuk pembuatan hidrogen dan desalinasi,” jelas Syaiful.

“Banyak sekali aplikasinya yang bisa kita pakai, karena suhunya relatif tinggi, sekitar 522 derajat,” sebutnya.

Syaiful menyampaikan, sudah banyak desain HTGR yang diperoleh dan dipelajari dari berbagai berbagai macam desain terbaik yang ada di dunia. Desain tersebut diadopsi dan dengan kemampuan periset Indonesia, desain tersebut dirombak hampir 80 persen.

“Saat ini, BRIN bekerja sama dengan Institute of Nuclear and New Energy Technology (INET) Tsinghua University melakukan review terhadap desain tersebut. Kita berharap dengan adanya masukan dari mereka, nanti desain kita semakin matang, semakin lengkap, sampai ke detail desain,” lanjutnya.

Syaiful berharap, desain PeLUIT-40 akan lebih banyak mengadopsi ketersediaan bahan dalam negeri, dan manufaktur dalam negeri juga dapat mendukung desain tersebut.

Peneliti Ahli Pertama PRTRN BRIN Wahid Lutfi menjelaskan, proses pengerjaan desain PeLUIT-40 dilakukan di laboratorium milik BRIN, dibantu review desain oleh INET Tsinghua University dengan program Joint Laboratory.

“INET Tsinghua University memiliki pengalaman. Mereka memiliki sepuluh buah High Temperature Reactor (HTR) yang sudah beroperasi,” ujar Wahid.

Saat ini, sambung dia, komponen yang digunakan untuk desain PeLUIT-40 sudah banyak menggunakan komponen lokal.

Meskipun di tahap awal, pihaknya masih impor komponen, namun seiring berjalannya waktu, saat ini sudah mulai bisa menyesuaikan dengan komponen yang ada di Indonesia.

“Dengan catatan, menggunakan bahan industri biasanya yang nuklir grade,” jelasnya.

Wahid berharap, jika nantinya PeLUIT-40 sudah layak beroperasi, maka akan dapat memenuhi kebutuhan industri untuk mewujudkan energi bersih di Indonesia. (Sumber brin.go.id)

Sumber