Media Raya Org

SUMBER UTAMA INFORMASI ANDA

BNPB Perkuat Sistem Peringatan Dini Bencana Banjir di Gorontalo


MediaRaya.Org – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Direktorat Peringatan Dini melakukan penguatan sistem peringatan dini bencana banjir di Kota Gorontalo tahun 2024 pada 28-29 Agustus 2024 di Aula Kantor Walikota Kota Gorontalo.

Beberapa rangkaian kegiatan telah dilakukan sebelumnya dan ditutup dengan pembekalan kepada BPBD dan fasilitator untuk mendukung upaya Penguatan Respon Masyarakat.

Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman peralatan peringatan dini yang telah dibangun oleh BNPB, termasuk tatacara penggunaan dan perawatannya.

Rangkaian pembekalan ini dihadiri oleh Kepala Pelaksana BPBD Kota Gorontalo, Analis Kebencanaan Ahli Madya Direktorat Peringatan Dini BNPB, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Gorontalo, Fasilitator Daerah, serta 20 anggota Tim Siaga Bencana Kota Gorontalo.

Asisten Bidang Pembangunan dan Ekonomi Kota Gorontalo, Effendy Rauf, dalam sambutannya mengatakan, sejalan dengan narasi Mars Tangguh bahwa “Semangat Berjuang” dalam siap untuk selamat menghadapi bencana haruslah didukung oleh semua sektor dan melibatkan lintas forkopimda yang ada, bukan hanya tugas BPBD.

“Masyarakat juga turut andil dalam penanggulangan bencana. Alat dan pelatihan yang diberikan harus dijaga kebermanfaatannya oleh semua masyarakat Kota Gorontalo,” katanya.

Analis Kebencanaan Ahli Madya Direktorat Peringatan Dini, Dadang Sudrajat menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai sarana penyampaian dukungan dari BNPB dalam rangka penguatan sistem peringatan dini bencana melalui pemberian alat EWS dan penguatan respon masyarakat utamanya untuk bencana banjir.

Hal ini merupakan salah satu bentuk sinergitas bersama guna menyiapkan masyarakat yang tangguh dalam menghadapi bencana.

Rangkaian kegiatan dilakukan sejak awal tahun 2024 dan pemasangan alat EWS untuk Kota Gorontalo dilaksanakan di Kelurahan Bugis, Kecamatan Dumbo Raya. Alat EWS yang dipasang dilengkapi dengan unit sirine dan pengendali yang dapat diaktivasi melalui Pusdalops BPBD Kota Gorontalo dan secara manual oleh masyarakat, dalam hal ini Tim Siaga Bencana.

Selain itu, BNPB juga memberikan dukungan untuk penguatan respon masyarakat dengan membentuk fasilitator daerah (fasda) dan tim siaga bencana yang dilengkapi serangkaian kegiatan untuk pembekalan materi.

Pada tahun 2024, Fasilitasi EWS tidak hanya dilakukan di Gorontalo, namun juga untuk Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango.

Informasi peringatan dini banjir diharapkan dapat diterima sesegera mungkin sehingga kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana banjir di Kota Gorontalo dapat dicegah sedini mungkin agar dapat mengurangi kerugian harta benda hingga korban jiwa di masa mendatang.

Penguatan Kapasitas

Masih di Provinsi Gorontalo, BNPB melanjutkan penguatan kapasitas peringatan dini berbasis masyarakat di Desa Yosonegoro, Kecamatan Limboto Barat, Kabupaten Gorontalo pada 28 – 29 Agustus 2024.

Peringatan dini berbasis masyarakat ini merespons potensi bahaya banjir yang ada di kawasan tersebut. Desa Yosonegoro merupakan salah satu wilayah di antara beberapa kecamatan yang berada pada kategori bahaya banjir dengan tingkat sedang hingga tinggi.

Latar belakang ini yang mendorong Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui Direktorat Peringatan Dini memberikan penguatan kapasitas masyarakat.

Direktur Peringatan Dini BNPB Afrial Rosya mengatakan, peringatan dini berbasis masyarakat ini merupakan prioritas nasional dalam penanggulangan bencana. Afrial menambahkan masyarakat desa memiliki peran yang penting di garda terdepan yang sewaktu-waktu dapat terjadi di hadapan mereka.

“Peran penting itu salah satunya penyebaran peringatan dini bahaya secara luas kepada setiap warga masyarakat,” ujar Afrial, di Desa Yosonegoro, Gorontalo, pada Rabu (28/7/2024)

BNPB mengharapkan dengan adanya peringatan dini bahaya, masyarakat dalam melakukan aksi atau respons cepat sehingga nyawa mereka terhindar dari ancaman bahaya.

Direktur Peringatan Dini BNPB menekankan, program ini merupakan stimulan, dimana keberlanjutan dan pengembangan program serupa bisa dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bekerja sama dengan instansi terkait di daerah.

Di sisi lain, BNPB berharap komitmen pemerintah daerah untuk memberikan perhatian dalam upaya perawatan serta operasionalisasi peralatan peringatan dini.

Selain itu, para pemangku kepentingan, dalam hal ini organisasi perangkat daerah terkait, dapat saling berkoordinasi dan berkomunikasi sebagai bentuk konkret implementasi pelaksanaan sistem peringatan dini bencana berbasis masyarakat.

“Mereka selaku instansi yang melakukan monitoring dan analisis,” tambahnya.

Kegiatan penguatan kapasitas berbasis Masyarakat dilakukan dalam bentuk lokakarya kepada 30 personel tim siaga bencana Desa Yosonegoro. Materi lokakarya berupa penyampaian materi – materi penguatan respons Masyarakat.

Pada kesempatan itu, para peserta berkesempatan untuk meninjau alat diseminasi peringatan dini yang telah terpasang di Desa Yosonegoro.

Sumber