MediaRaya.Org – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah memfasilitasi lebih dari Rp24 miliar untuk 74 startup berbasis hasil riset, melalui Skema Pendanaan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Startup.
RIIM Startup merupakan skema pendanaan kompetitif dan terbuka sepanjang tahun yang diselenggarakan oleh Direktorat Pendanaan Riset dan Inovasi – Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan Kementerian Keuangan.
Direktur Pendanaan Riset dan Inovasi BRIN Ajeng Arum Sari mengatakan, selama kurun waktu 2022 hingga 2024 yang terbagi dalam empat gelombang, bidang fokus startup yang menerima pendanaan RIIM Startup bervariasi, baik startup produk maupun jasa.
“Yang terbanyak sampai dengan empat gelombang ini adalah bidang pangan dan rekayasa keteknikan,” kata Ajeng, pada Sosialisasi RIIM Startup, secara daring, Jumat (26/7/2024).
Pemilik startup dapat mengajukan proposal melalui laman https://pendanaan-risnov.brin.go.id/. Pengusul yang lolos seleksi akan mendapat pendanaan sampai dengan Rp 300 juta per tahun, dengan pendanaan maksimal dua tahun.
Ajeng mengungkapkan, pada keempat gelombang ini, jangka waktu pendanaan yang diterima startup bervariasi, ada yang satu tahun, ada juga yang dua tahun.
“Untuk hasil risetnya bervariasi, ada yang menggunakan hasil riset BRIN, tapi banyak juga hasil riset dari non-BRIN atau masyarakat,” paparnya.
Startup yang menerima pendanaan tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Walaupun diakuinya, paling banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa, khususnya Jawa Barat.
“Kami berharap, dengan hadirnya lebih dari 500 peserta Zoom dan YouTube pada sosialisasi kali ini, akan lebih banyak startup yang mendapatkan fasilitas pendanaan dari kami di berbagai daerah di Indonesia,” harap Ajeng.
Dia menginformasikan, pegiat startup dapat berkonsultasi lebih lanjut pada coaching clinic yang diadakan setiap 2 minggu sekali, hari Selasa, dengan info lengkap pada laman https://pendanaan-risnov.brin.go.id/.
Sementara Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN Agus Haryono mengungkapkan, salah satu fungsi BRIN adalah sebagai funding agency. BRIN memiliki delapan skema pendanaan, salah satunya RIIM Startup.
Untuk bisa menjadi negara maju, jelas Agus, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus di atas 6 hingga 7 persen. Sedangkan saat ini di kisaran 5 persen.
“Dan salah satu upaya kita untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yakni, dengan menumbuhkan wirausaha-wirausaha tangguh berbasiskan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek),” ungkapnya.
Dikatakan Agus, pada 2023, Indonesia di Global Innovation Index berada di posisi 61 dari negara-negara dunia.
Namun, di bidang publikasi ilmiah, Indonesia berada di peringkat ke-19 di antara negara-negara dunia, dan tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara.
“Hasil-hasil iptek ini tidak akan bisa termanfaatkan apabila tidak dihilirkan melalui berbagai upaya, termasuk melalui startup,” tegas Agus.
Agus menjelaskan, di berbagai kementerian/lembaga sudah ada upaya untuk mendorong startup. Yang membedakan dengan skema pendanaan dari BRIN adalah startup yang dibina harus berbasis riset.
“Jadi ada sentuhan riset yang dikembangkan menjadi produk. Sehingga produk yang dihasilkan mempunyai daya saing tinggi dibandingkan produk-produk lain yang ada di pasaran,” jelasnya.
Hal ini merupakan peran pemerintah untuk membantu masyarakat dalam rangka menggenjot pertumbuhan ekonomi nasional menuju Indonesia menjadi negara maju dengan penghasilan per kapita yang tinggi.
“Diharapkan melalui skema pendanaan ini, muncul startup-startup tangguh yang bermanfaat bagi masyarakat dan meningkatkan perekonomian Indonesia, menuju Indonesia Emas 2045,” pungkas Agus. (Sumber brin.go.id)
More Stories
BRIN dan LKPP Dorong Pemanfaatan Produk Riset dan Inovasi untuk Pengadaan Pemerintah
Kupas Revolusi AI, Infomedia Sukses Gelar INFINITE Conference 2024
Art Love U Fest 2024: Eksplorasi Bahasa Cinta 43 Perupa Indonesia