MediaRaya.Org – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan riset dan revitalisasi Reaktor Serba Guna G.A Siwabessy (RSG-GAS) di Kawasan Sains dan Teknologi (KST) B.J Habibie, Serpong secara bertahap. Riset dan revitalisasi ini dilakukan melalui skema pendanaan Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) Invitasi Strategis.
Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN Syaiful Bachri mengatakan, revitalisasi fasilitas fabrikasi bahan bakar akan dilaksanakan secara paralel dengan revitalisasi fasilitas Gedung 10, yang merupakan fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka.
“Pada tahap awal, revitalisasi fasilitas bahan bakar reaktor riset dilakukan pada sistem pendukung RSG-GAS, seperti sistem VAC dan instrumen keselamatan. Selanjutnya adalah mengidentifikasi dan perbaikan peralatan proses fabrikasi dan pengujiannya,” ungkap Syaiful, dalam keterangannya, Sabtu (14/9/2024).
Syaiful membeberkan, tantangan lainnya saat ini adalah pengelolaan limbah cair dengan aktivitas radiasi yang tinggi. Limbah cair aktivitas tinggi membutuhkan metode pengelolaan yang tepat guna, praktis, dan optimum, serta kemudahan untuk transfer dan penyimpanan di instalasi pengolahan limbah radioaktif – Direktorat Pengelolaan Fasilitas Ketenaganukliran BRIN.
“BRIN akan berkolaborasi dengan mitra international untuk kerja sama riset terkait revitalisasi dan pengelolaan limbah radioaktif. Beberapa mitra internasional yang telah melakukan pembahasan, diantaranya dengan KAERI – Korea dan CNNC – China, dengan lingkup kerja sama adalah kolaborasi riset dan pengembangan kompetensi SDM,” terangnya.
Sementara Kepala Pusat Riset Teknologi Bahan Nuklir dan Limbah Radioaktif BRIN Maman Kartaman Ajiriyanto menjelaskan, bahan bakar U3Si2-Al densitas 2,96 gU/cm3 yang digunakan di reaktor RSG – GAS merupakan hasil karya para periset BRIN. Pengembangan riset bahan bakar berikutnya adalah meningkatkan densitas bahan bakar jenis uranium silisida dari 2,96 menjadi 4,8 gU/cm3.
“Jenis bahan bakar paduan logam juga dikembangkan, yaitu U-Mo yang berpotensi meningkatkan densitas uranium hingga 7 persen. Konversi bahan bakar dari jenis oksida (U3O8) menjadi U3Si2 menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai kemampuan dan ahli terkait fabrikasi bahan bakar nuklir reaktor riset dan reaktor daya,” ujar Maman.
Menurutnya, keberhasilan peningkatan densitas berdampak pada peningkatan waktu penggunaan bahan bakar RSG-GAS.
“Program peningkatan densitas memerlukan dukungan melalui revitalisasi fasilitas nuklir yang ada di KST B.J Habibie. Beberapa revitalisasi yang diperlukan adalah fasilitas fabrikasi, RSG-GAS, instalasi radiometalurgi, dan instalasi pengolahan limbah radioaktif,” tandasnya. (Sumber brin.go.id)
More Stories
BRIN dan LKPP Dorong Pemanfaatan Produk Riset dan Inovasi untuk Pengadaan Pemerintah
Kupas Revolusi AI, Infomedia Sukses Gelar INFINITE Conference 2024
Art Love U Fest 2024: Eksplorasi Bahasa Cinta 43 Perupa Indonesia