MediaRaya.Org – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menargetkan lima purwarupa dengan fokus riset dan inovasi sistem telekomunikasi Internet of Things (IoT) di bidang pertanian atau perternakan.
Kepala Pusat Riset Telekomunikasi BRIN Nasrullah Armi mengatakan, melalui Rumah Program Hasil Riset dan Inovasi Sistem Telekomunikasi IoT Tahun Anggaran 2025, bukan saja pihak akademisi yang bisa berkolaborasi riset dengan BRIN, melainkan termasuk industri dan lembaga penelitian.
“Sehingga, melalui sosialisasi Rumah Program ini, tersedia platform diskusi mengenai rencana kegiatan riset dan potensi manfaat yang dapat diperoleh dari partisipasi dalam program tersebut,” terang Nasrullah pada Sosialisasi Rumah Program Hasil Riset Inovasi Sistem Telekomunikasi IoT Tahun Anggaran 2025, Jumat (6/9/2024).
Lebih lanjut dijelaskannya, ruang lingkup sistem telekomunikasi mencakup berbagai hal, di antaranya desain antena, signal processing, radio frekuensi dan microwave, computer vision, kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin, serta GPS.
“Selain itu sistem komunikasi, sistem aktuator, sistem manajemen, sistem teknologi komunikasi IoT untuk kebencanaan. Termasuk pertanian atau peternakan, pemantauan lingkungan, kendaraan otonom, advanced network protocol, tenaga dan energi, serta wireless communication, dan sensor,” rinci Nasrullah.
BRIN, sambung dia, terus berupaya mendorong kolaborasi riset dengan berbagai pihak. Salah satunya adalah pengembangan teknologi IoT yang dirancang untuk mempercepat inovasi dan aplikasi dalam sektor telekomunikasi.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Riset Mekatronika Cerdas BRIN Yanuadri Putrasari menambahkan, terdapat beberapa riset dalam rumah program tersebut yang menjadi bagian dari riset mekatronika cerdas, seperti kendaraan otonom dan sensor.
“Targetnya selain purwarupa juga adalah publikasi ilmiah,” tegas Yanuandri.
Sebagai informasi, terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam pengajuan proposal untuk sebuah penelitian. Setelah dinyatakan memenuhi persyaratan, tahapan selanjutnya adalah tahap tinjauan proposal oleh tim peninjau. Dengan demikian, para peserta didorong untuk menyusun proposal penelitian yang sesuai dengan fokus utama program.
Menurut Nasrullah, dukungan pendanaan akan disediakan untuk proyek yang memenuhi syarat dan menunjukkan potensi dampak yang signifikan. Di mana, kriteria seleksi meliputi kualitas dan kebaruan proposal mengenai sejauh mana inovasi dan kontribusi yang ditawarkan.
“Selain kemampuan tim kompetensi dan pengalaman anggota tim dalam bidang terkait, juga manfaat jangka panjangnya yaitu potensi dampak sosial dan ekonomi dari hasil riset,” tutup Nasrullah. (Sumber brin.go.id)
More Stories
Art Love U Fest 2024: Eksplorasi Bahasa Cinta 43 Perupa Indonesia
Wamen ESDM Tegaskan Pentingnya Modernisasi Alat Pemantauan Gunung Api
Fasilitas Face Recognition Sudah Hadir di 20 Stasiun Kereta Api